
Jakarta – Kedekatan personal antara Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri kembali terungkap ke publik. Kepala Kantor Komunikasi Presiden (Presidential Communication Office/PCO), Hasan Nasbi, menyampaikan bahwa Presiden Prabowo ternyata menyimpan kerinduan terhadap nasi goreng buatan Megawati. Lebih jauh, Hasan Nasbi menilai bahwa hubungan kedua tokoh bangsa ini sebenarnya sangat dekat, meskipun kerap dibingkai atau di-framing oleh pihak luar seolah-olah berjarak.
Pernyataan ini disampaikan Hasan Nasbi menanggapi cerita yang sebelumnya dilontarkan oleh Megawati Soekarnoputri dalam sebuah acara. Megawati sempat berkelakar bahwa Presiden Prabowo berkali-kali menanyakan kapan ia akan dibuatkan nasi goreng lagi.
“Yang masih nanya terus tuh tahu nggak sopo? Rahasia ya. Siapa? Hayo, Presiden bolak-balik nanya ‘Kapan aku dibikinin nasi goreng Mbak ya’. Yo Presiden sopo yo? Terang aja dah,” ujar Megawati sambil tertawa, saat acara Trisakti Tourism Award di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Kamis (8/5).
Hasan Nasbi membenarkan cerita Megawati tersebut dan menyatakan bahwa kerinduan Presiden Prabowo terhadap nasi goreng buatan Megawati adalah fakta. Ia melihat anekdot ini sebagai cerminan dari kedekatan hubungan personal yang terjalin di antara keduanya, melampaui dinamika politik yang kerap kali memunculkan persepsi adanya jarak atau rivalitas.
“Kan memang mereka dekat, kan tokoh-tokoh bangsa ini semua ini dekat. Jadi orang aja yang mem-framing ada jarak. Tokoh-tokoh bangsa ini semuanya dekat,” tutur Hasan Nasbi.
Menurutnya, persepsi publik atau framing media yang menggambarkan hubungan Prabowo dan Megawati berjarak tidak sepenuhnya akurat. Ia menegaskan bahwa di balik layar, komunikasi dan hubungan baik antara kedua tokoh ini tetap terjalin. Kedekatan ini, lanjut Hasan Nasbi, wajar adanya mengingat rekam jejak dan interaksi panjang antara Prabowo dan Megawati dalam perjalanan politik bangsa.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, juga sebelumnya telah membenarkan bahwa Presiden Prabowo memang merindukan nasi goreng buatan Megawati. Prasetyo Hadi bahkan mengisyaratkan bahwa pertemuan lanjutan antara kedua tokoh ini sedang diatur. “(Pertemuan lanjutan) sedang diatur, tenang saja,” kata Prasetyo Hadi.
Nasi goreng memang sempat menjadi simbol rekonsiliasi politik antara Prabowo dan Megawati pasca-Pemilihan Presiden 2019. Pertemuan keduanya di kediaman Megawati di Teuku Umar pada saat itu, di mana Megawati secara khusus menghidangkan nasi goreng, menjadi momen penting yang mencairkan suasana dan menunjukkan hubungan baik di antara mereka meskipun sempat berkompetisi dalam kontestasi politik.
Kini, di tengah dinamika politik pasca-Pemilu 2024 dan menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, cerita mengenai kerinduan Prabowo terhadap nasi goreng Megawati kembali mencuat dan menjadi sorotan publik. Hal ini seolah mengirimkan sinyal mengenai potensi komunikasi dan interaksi lebih lanjut antara kedua tokoh penting ini ke depan.
Hasan Nasbi tidak merinci kapan pastinya pertemuan berikutnya akan dilaksanakan atau apakah nasi goreng akan kembali menjadi menu spesial. Namun, ia menegaskan bahwa komunikasi antara Prabowo dan Megawati tidak pernah tertutup.
Kedekatan personal antara para pemimpin bangsa, terlepas dari perbedaan pandangan politik, merupakan aset penting dalam menjaga stabilitas dan persatuan. Cerita mengenai nasi goreng ini menjadi pengingat bahwa di balik panggung politik yang terkadang penuh rivalitas, ada sisi humanis dan hubungan personal yang tetap terjalin di antara para tokoh. Publik menantikan kelanjutan dari “politik nasi goreng” ini dan dampaknya terhadap konstelasi politik nasional ke depan.